PENGARUH MASSAGE TERHADAP FISIK ATLET

Aktivitas olahraga di indonesia terus – menerus berkembang dari tahun ke tahun. Semua cabang olahraga telah tersebar ke berbagai pelosok tanah air. Dengan demikian perhatian pemerintah akan sarana prasarana dan kondisi para atlet kita semakin lama makin baik dan sejajar dengan perkembangan prestasi olahraga baik nasional maupun internasional.
Salah satu usaha yang penting dalam persiapan dan pemeliharaan kondisi fisik adalah masase. Masase adalah satu unsur yang sangat penting dan berharga dalam latihan – latihan bagi para olahragawan dengan efek rangsangan terhadap fungsi – fungsi tubuh dan penyesuaianya terhadap latihan – latihan yang makin lama menjadi semakin berat. Juga untuk memulihkan kondisi badan yang lelah dengan waktu yang secepat – cepatnya ke dalam keadaan seperti semula. Yang paling penting adlah hubungan masase dengan prestasi atlet, mengingat kita harus memikirkan indikasi yang diperbolehkan di masase pada keadaan sebelum bertanding, atay setelah pertandingan. Masase harus mengembalikan kekurangan – kekurangan energi dengan cepat.
Masase sangat berharga untuk tubuh apabila dilakukan setiap hari. Karena masase mempertahankan kesehatan dan menambah baiknya fungsi tubuh, selain itu masase juga mempunyai fungsi dalam pengembalian dan penyembuhan beberapa kerusakan sebagai akibat suatu kecelakaan. Semua itu dilakukan atas nasehat seorang dokter atau pelatih, tapi juga oleh sebagian besar olahragawan.
Di samping pemanasan, masase olahraga juga berperan penting untuk meningkatkan kekuatan otot. Dalam penelitian ini, manipulasi masase yang dipakai adalah effleurage dan petrissage. Effleurage dan petrissage dilakukan dengan singkat, cepat dan bertekanan cukup akan memberikan rangsang pada otot untuk dapat bekerja lebih baik dan untuk membantu pemanasan badan sebelum berlatih atau bertanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian efflurage dan petrissage sebagai tambahan pemanasan terhadap kekuatan otot tungkai. Jenis penelitian yang digunakan adalah praeksperimental dengan menggunakan rancangan pra tes dan pasca tes satu kelomok “the one group pre test-post tes design”. Pengumpulan data dilaksanakan selama 5 hari dan dimulai dari tahap pretes. Pada tahap pre tes atau hari pertama subyek penelitian diberi pemanasan berupa stretching dan calesthenic selama 10 menit, kemudian dilakukan pengukuran kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynammeter sebanyak 3 kali dan diambil nilai tertinggi. Setelah pre tes, subyek penelitian istirahat selama 3hari. Kemudian pada hari ke 5 atau tahap pos tes, subyek penelitian terlebih dahulu diberikan masase berupa effleurage dan petrissage pada tungkai selama 12menit, kemudian diberi pemanasan seperti pada pre tes dan dilanjutkan dengan tes kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer. Instrumen yang digunakan yaitu berupa alat leg dynamometer. Kegiatan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif, uji normalitas dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian effleurage dan petrissage sebagai tambahan pemanasan terhadap kekuatan otot tungkai. Pemberian effleurage dan petrissage baik diberikan kepada subyek sebagai tambahan pemanasan sebelum melakukan aktivitas olahraga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

macam-macam tekhnik massage

Sejarah Perkembangan Massage di Indonesia

Sejarah Sport Massage